Total Pageviews

Monday, August 31, 2015

TUGAS FARMAKOLOGI PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL



TUGAS FARMAKOLOGI
PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


OLEH :
NI KADEK YUNI INDRASARI                (PO7120014008)
NI KADEK SUSANTI                                 (PO7120014014)
NI KADEK AYU SUANDARI                   (PO7120014027)
KELAS/SEMESTER : 1.1/II

KEMETERIAN KESEHATAN R.I.
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah satu tugas penting seorang perawat adalah merawat pasien dengan memberikan terapi yaitu obat. Obat merupakan salah satu terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Obat memiliki efek terapeutik, namun beberapa obat menimbulkan efek samping juga.
Pemberian obat ada bermacam-macam. Jika klien bisa minum, maka dapat diberikan obat per oral atau melalui mulut. Pemberian obat parenteral digunakan saat pemasangan infus. Belum tentu obat yang diberikan kepada klien sesuai hasil yang diharapkan. Perawat juga perlu memperhatikan Prinsip 6 Benar. Adapun prinsip-prinsip pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar dokumentasi.
Klien yang mengalami mata merah, sariawan dapat menggunakan obat topikal sebagai metode pemberiannya. Pemberian obat topikal digunakan pada mukosa, kulit atau bagian luar tubuh. Makalah ini akan membahas tentang pemberian obat topikal.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian obat topikal?
b.      Apa tujuan pemberian obat topikal?
c.       Apa faktor yang mempengaruhi pemberian obat topikal?
d.      Bagaimana proses penyerapan obat topikal?
e.       Apa faktor yang berperan dalam penyerapan obat topikal?
f.       Bagaimana klasifikasi obat topikal?
g.      Apa prinsip obat topikal dan prinsip pemberian obat topikal?
h.      Apa saja keuntungan dan kerugian obat topikal?


1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan Umum : Untuk memahami prinsip dan teknik pemberian obat topikal.
Tujuan Khusus:
a.       Untuk mengerti tentang obat topikal.
b.      Untuk mengetahui tujuan pemberian obat topikal.
c.       Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian obat topikal.
d.      Untuk memahami proses penyerapan obat topikal.
e.       Untuk mengetahui faktor yang berperan dalam penyerapan obat topikal.
f.       Untuk mengetahui klasifikasi obat topikal.
g.      Untuk memahami prinsip obat topikal dan prinsip pemberian obat topikal.
h.      Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian obat topikal.

1.4  Manfaat Penulisan
a.       Mahasiswa mampu memahami pengertian dari obat topikal.
b.      Mahasiswa mampu memahami tujuan pemberian obat topikal.
c.       Mahasiswa mampu memahami faktor yang mempengaruhi pemberian obat topikal.
d.      Mahasiswa mampu mengetahui proses penyerapan obat topikal.
e.       Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang berperan dalam penyerapan obat topikal.
f.       Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi obat topikal.
i.        Mahasiswa mampu memahami prinsip obat topikal dan prinsip pemberian obat topikal.
g.      Mahasiswa mampu mengetahui keuntungan dan kerugian obat topikal.








BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.     Pengertian Pemberian Obat Topikal
Obat topikal adalah obat yang diberikan pada tempat-tempat tertentu pada kulit (Steven,1999).
Obat topikal adalah obat yang diberikan kepada pasien melalui kulit (Depkes,1987).

2.2.     Tujuan Pemberian Obat Topikal
a)     Mempertahankan hidrasi peermukaan kulit, melindungi bagian atas kulit.
b)    Mengurangi iritasi kulit lokal.
c)     Membuat anestesi lokal, mengobati infeksi, dan abrasi.

2.3.     Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Obat Topikal
a.       Umur
b.      Pemilihan agen topikal yang tepat
c.       Lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit
d.      Stadium penyakit
e.       Konsentrasi bahan aktif
f.       Metode aplikasi
g.      Penentuan lama pemakaian obat.
Menurut Djuanda (1993) kegunaan dan khasiat pengobatan topikal didapat dari pengaruh fisik dan kimiawi obat-obat yang diaplikasi diatas kulit yang sakit. Pengaruh fisik antara lain:
Ø  Mengeringkan
Ø  Membasahi
Ø  Melembutkan
Ø  Lubrikasi
Ø  Mendinginkan
Ø  Memanaskan
Ø  Melindungi dari pengaruh buruk dari luar
2.4.     Proses Penyerapan Obat Topikal
a.       Lag phase à hanya di atas kulit, tidak masuk ke dalam darah.
b.      Rising à dari stratum korneum diserap sampai ke kapiler dermis darah.
c.       Falling à obat habis di stratum korneum. Jika terus diserap kedalam, khasiatnya akan semakin berkurang.

2.5.     Faktor yang Berperan dalam Penyerapan Obat Topikal
a)      Keadaan stratum korneum
Berperan sebagai sawar kulit untuk obat.
b)      Oklusi
Yaitu penutup kedap udara pada salep berminyak yang dapat meningkatkan penetrasi dan mencegah terhapusnya obat akibat gesekan, usapan serta pencucian. Namun dapat mempercepat efek samping, infeksi, folikulitis dan miliaria jika penggunaannya bersama obat atau kombinasinya tidak tepat.
c)      Frekuensi Aplikasi
Seperti pada obat kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan satu kali sehari, serta beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat penyerapannya setelah pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.
d)     Kuantitas Obat
e)      Jumlah Pemakaian
Obat topikal pada kulit ini harus cukup, jika pemakaiannya berlebihan justru malah tidak berguna. Jumlah yang akan dipakai, sesuai dengan luas permukaan kulit yang terkena infeksi (setiap 3% luas permukaan kulit membutuhkan 1 gram krim atau salep).
f)       Faktor lain
Faktor lain seperti peningkatan penyerapan, dapat terjadi apabila:
·         Obat dipakaikan dengan cara digosok sambil dipijat perlahan
·         Dioles searah dengan pertumbuhan folikel rambut
·         Ukuran partikel obat diperkecil
·         Sifat kelarutan dan penetrasi obat diperbaiki
·         Konsentrasi obat yang diberikan tepat

2.6.      Klasifikasi Obat Topikal
Pada pemberian obat secara topikal dapat digolongkan sebagai obat:
1.   Salep (lotion)
2.   Obat-obat tetes mata , hidung, telinga. (Steven, 1999)
2.7.     Prinsip Obat Topikal
Prinsip obat topikal secara umum terdiri atas 2 bagian:
1.      Bahan dasar
2.      Bahan Aktif
Secara sederhana bahan dasar dibagi menjadi :
1.      Cairan
Cairan terdiri atas :
1)      Solusio artinya dalam air.
2)      Tingtura artinya larutan dalam alkohol.
Solusio dibagi dalam :
a)      Kompres ada 2 macam :
Ø  Kompres terbuka
Kompres permeabel yang terdiri dari beberapa lapisan kain kasa tipis yang bersifat absorben dan non iritan. Maksud kompres terbuka adalah penguapan dan absorpsi pada radang superfisial.
Indikasi : Dermatitis medidans dengan edema, eritema dan eksidema. 
Ø  Kompres tertutup
Ialah cara kompres yang tertutup dengan bahan impermeabel, misalnya plastik. Cara ini mencegah evaporasi, menahan panas, dan menyebabkan maserasi.
Indikasi  : proses inflansi yang dalam misalnya selulitis dan abses.
Cara mengompres :
·         Pakailah kain kompres yang halus, putih dan bersih.
·         Rendam kain ini kedalam cairan dan kain kompres
·         Kain bsah di letakan diatas lesi selama 1 menit dan diuangi 4-6 kali sehari. Kain kompres dapat dipakai lagi setelah di cuci dan dikeringkan.
Sewaktu mengompres jangan lakukan hal-hal berikut:
§  Jangan pakai kain kasa karena kasa terlalu kasar dan daya serap air terbatas.
§  Jangan mengompres terlalu lama karena cairan akan menguap sehingga konsentrasi zat aktif meninggi dan dapat merangsang lesi.
§  Jangan pakai kain kompres yang terlalu basah sehingga mengotori pakaian, srei, lantai, dan sebagainya.
§  Jangan berikan pengobatan kompres kepada orang yang tidak mempunyai kesempatan dan waktu untuk mengompres.
§  Jangan terlalu banyak jenis kompres. Pilihlah 3    macam        kompres dan pelajrilah secara mendalam seluk-beluk kompres ini.
a)      Cairan kompres yang dipakai :
Ø  Sol.acid.boric.2-3%
Ø  Sol perm.kalic.1/10000-1/20000
Ø  Liq.burowi di encerkan 5 kali
Ø  Air dingin untuk mengurangi gatal
Ø  Larutan garam untuk membersihkan lesi.
b)      Rendam (bath), misalnya rendam kaki, rendam tangan
c)      Mandi (fullbath)
Prinsip pengobatan cairan adalah membersihkan kulit yang sakit dari dribris(pus),krusta dan sebagainya dan sisa-sisa obat tropikal yang pernah dipakai. Disamping ini terjadi perluakan dan pecahan vesikel, bula dan pustula. Hasil akhir pengobatan adalah keadan yang membasah menjadi kering, permukaan menjadi bersih sehingga microorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi. Pengobatan cairan berguna untuk menghilangkan gejala rasa gatal, rasa terbakar, parestesi oleh bermacam-macam dermatosis.
2.      Bedak
Bedak dioleskan diatas kulit membuat lapisan tipis dikulit yang tidak melekat erat sehingga penetrasinya sedikit sekali.
Efek bedak ialah :
Ø  Mendinginkan
Ø  Anti inflamasi ringan karena ada sedikit efek vasdokontriksi
Ø  Anti pruritus lemah
Ø  Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat
Ø  Proteksi mekanis
Kita memakai bedak terutama untuk daerah lipatan, misalnya di ketiak, di bawah mammae, daerah ingiuinal, intergluteal, atau seajari kaki. Ada bedak yang netral, tidak mengandung zat aktif  misalnya taklum venetum. Khasiatnya untuk mengurangi gesekan di daerah lipatan.
Bedak dapat mengandung zat aktif seperti :
Ø  Zat anti septik:acid.borik.2,oxyd,zinci5,talc,venet ad 100,mdsue.
Ø  Zat anti septik lain:viovorm 1%
Ø  Zat anti pruritik:mentol 0,2%-0,5%
Ø  Anti bakterial:tetrasiklin 3%,neomisin 0,2-0,5%
Ø  Fungsida:bedak daktarin,bedak pevary1

3.      Salep
Salap adalah bahan berlemak atau seperti lemak, yang pada suhu kamar berkonsistens, seperti mentega. Bahan dasar biasanya biasanya vasein tetapi dapat pula lanonin atau minyak.

Prinsip Kerja Pemberian Obat pada Kulit :
a.       Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit.
b.      Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih ditentukan oleh dokter).
c.       Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batang spatel lidah dan bukan dengan tangan.
d.      Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
e.       Oleskan tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
f.       Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator.
g.      Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril.
Prinsip pemberian obat
Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat, memahami ,dan memperhatikan prinsip enam benar  agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam memberikan obat.
1.      Benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, alamat, nomor register dan program pengobatan pada pasien.
2.      Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat, harus diperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
3.      Benar Dosis
Sebelum memberi obat, periksa dahulu dosisnya. Jika ragu, berkonsultasilah dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Karna da beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya asam mefenamat, 1 ada 250 mg, ada juga yang 500 mg, ondansentron 1 ampul dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
4.      Benar Cara/ rute pemberian obat
Pastikan cara pemberian obat yang telat diprogramkan, apakah diberikan peroral, sublingual, parenteral/injeksi, topikal, rektal, atau inhalasi.
5.      Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, apakah pagi, siang, malam, sesudah makan, saat makan, sebelum tidur, dll. Karena berhubungan dengan kerja obat yang menimbulkan efek terapi dari obat.
6.      Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu , dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
·         Region kulit yang akan diberikan obat
Daerah muka, skrotum, aksila, dan kulit rambut cenderung lebih mudah menerima obat dibandingkan pada daerah telapak tangan, dengan demikian pemberian obat pada daerah yang lebih permeabel tidak perlu terlalu banyak dibandingkan dengan daerah yang kurang permeabel.
·         Gradien konsentrasi
Dengan menambah gradien konsentrasi, maka penyerapan obat akan semakin cepat.
·         Penjadwalan
Karena sistem absorpsi yang lama, maka efek dari obat tersebut dapat berlangsung selama 1 hari dengan absorpsi yang terus menerus secara perlahan.
·         Vehikulum dan oklusi
Vehikulum atau bentuk sediaan obat topikal akan sangat mempengaruhi absorpsi pada kulit, sedangkan oklusi seperti plester yang mempererat dan menjaga kontak antara kulit dengan obat topikal dapat meningkatkan efikasi dari obat tersebut.

2.8.     Keuntungan dan Kerugian Obat Topikal
·         Keuntungan
a.       Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping sistemik.
b.      Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena (zero-order)
c.       Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi.
d.      Mempunyai vikositas tinggi.
e.       Pasien merasa nyaman.
f.       Mempunyai toxisitas rendah.
g.      Membantu permeabilitas jaringan.

·         Kerugian
a.       Secara kosmetik kurang menarik
b.      Absorbsinya tidak menentu
c.       Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu
d.      Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit
e.       Daya obat berpenetrasi pada kulit








BAB III
PEMBAHASAN

Obat topikal adalah zat yang mengandung kimia yang digunakan untuk mengobati bagian luar tubuh. Pemberian obat topikal pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.
Pemberian obat topikal pada kulit bertujuan untuk mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.
Obat topikal memiliki dua prinsip, yaitu bahan dasar dan bahan aktif. Memilih bahan dasar obat topikal merupakan langkah awal dan terpenting yang harus di ambil pada pengobatan penyakit kulit. Pada umumnya sebagai pegangan adalah pada keadaan dermatosis yang membasah dipakai bahan yang cair atau basah misalnya kompres dan pada keadaan kering dipakai bahan dasar padat, misalnya salep. Contoh lainnya adalah saat kita memakai bedak terutama untuk daerah lipatan, misalnya di ketiak, di bawah mammae, daerah ingiuinal, intergluteal, atau seajari kaki. Ada bedak yang netral, tidak mengandung zat aktif  misalnya taklum venetum. Khasiatnya untuk mengurangi gesekan di daerah lipatan.
Faktor lain sangat mempengaruhi dalam pemberian obat topikal ini. Jika terjadi iritasi hentikan ppemakaian. Inilah salah satu keuntungan dari obat topikal. Karena digunakan untuk bagian luar tubuh sehingga mudah untuk mengobati, dan efek samping minimal.

TEKNIK PEMBERIAN OBAT LUAR
1.      Pemberian Obat Secara Topikal
a.       Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
v  Persiapan alat
·         Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray).
·         Buku obat
·         Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
·         Sarung tangan
·         Lidi kapas atau tongue spatel
·         Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
·         Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
v  Persiapan pasien
Ø  Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
Ø  Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
v  Persiapan lingkungan
Ø  Menutup pintu/ jendela/ memasang sampiran
v   Prosedur Kerja
1.      Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
2.      Cuci tangan
3.      Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4.      Tutup gorden atau pintu ruangan
5.      Identifikasi klien secara tepat
6.      Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat
7.      Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
8.      Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
9.      Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
10.  Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
11.  Oleskan agen topical :
12.  Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
ØLetakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
ØUsapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
ØJelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
Lotion mengandung suspensi
Ø  Kocok wadah dengan kuat
Ø  Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
Ø  Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
Bubuk
Ø  Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
Ø  Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
Ø  Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
Spray aerosol
Ø  Kocok wadah dengan keras
Ø  Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
Ø  Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray.
Ø  Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
13.  Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
14.  Cuci tangan

b.      Pemberian obat melalu mata
v  Persiapan alat
Ø  Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
Ø  Buku obat
Ø  Bola kapas kering steril (stuppers)
Ø  Bola kapas basah (normal salin) steril
Ø  Baskom cuci dengan air hangat
Ø  Penutup mata (bila perlu)
Ø  Sarung tanganPersiapan pasien
v  Persiapan pasien
Ø  Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
Ø  Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
v  Persiapan lingkungan
Ø  Menutup pintu/ jendela/ memasang sampiran
v  Pemberian obat mata
1.      Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
2.      Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
3.      Identifikasi klien secara tepat.
4.      Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat.
5.      Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher.
6.      Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
7.      Minta klien untuk melihat ke langit – langit
8.      Teteskan obat tetes mata :
a.       Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata kebawah.
b.      Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
c.       Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
d.      Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan.
e.       Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik
9.      Memasukkan salep mata :
a.       Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.
b.      Minta klien untuk melihat kebawah.
c.       Membuka kelopak mata atas.
d.      Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva bagian dalam.
e.       Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.
10.  Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus.
11.  Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.
12.  Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
13.  Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua duanya) yang menerima obat.

c.       Pemberian obat tetes telinga
v  Persiapan alat
Ø  Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
Ø  Buku obat
Ø  Cotton bud
Ø  Normal salin
Ø  Sarung tangan
v  Persiapan pasien
Ø  Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
Ø  Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
v  Persiapan lingkungan
Ø  Menutup pintu/ jendela/ memasang sampiran
v  Pemberian obat tetes telinga
1.      Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
2.      Siapkan klien
a.        Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya.
b.       Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil.
c.        Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas.
3.      Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
a.        Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi.
b.       Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan meatus auditory.
4.      Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu yang singkat.
5.      Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi).
6.      Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga.
7.      Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga.
8.      Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit.
9.      Kaji respon klien.
a.        Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
b.       Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
10.  Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
11.  Dokumentasikan semua tindakan
d.      Pemberian obat tetes hidung
v  Persiapan alat
Ø  Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
Ø  Buku obat
Ø  Sarung tangan
v  Persiapan pasien
Ø  Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
Ø  Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
v  Persiapan lingkungan
Ø  Menutup pintu/ jendela/ memasang sampiran
v  Pemberian obat tetes hidung
1.      Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
2.      Siapkan klien
a.        Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya.
b.       Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil.
c.        Atur posisi klien berbaring supinasi dengankepala hiperekstensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontal).
3.      Bersihkan lubang telinga.
4.      Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi.
5.      Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang etmoidalis.
6.      Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
7.      Kaji respon klien.
a.        Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
b.       Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
8.      Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
9.      Dokumentasikan semua tindakan

e.       Pemberian obat melalui vagina
v  Persiapan alat
Ø  Obat sesuai yang diperlukan (cream, jelly, foam, atau suppositoria
Ø  Aplikator untuk krim vagina
Ø  Pelumas untuk suppositoria
Ø  Sarung tangan
Ø  Pembalut
Ø  Handuk bersih
Ø  Korden/pembatas/sketsel
v  Persiapan pasien
Ø  Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
Ø  Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
v  Persiapan lingkungan
Ø  Menutup pintu/ jendela/ memasang sampiran
v  Pemberian obat melalui vagina
1.      Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
2.      Siapkan klien
a.        Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
b.       Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
c.        Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
d.       Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
3.      Pakai sarung tangan
4.      Inspeksi orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau atau rasa yang tidak nyaman
5.      Lakukan tindakan perawatan perineum
6.      Suppositoria
a.       Buka bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dari tangan dominan.
b.      Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, regangkan lipatan labia.
c.       Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior.
d.      Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar orifisium dan labia.
e.       Mintalah klien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit setelah insersi.
f.       Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang sesuai.
g.      Cuci tangan.
h.      Kaji respon klien.
i.        Dokumentasikan seluruh tindakan.
7.      Kream, vagina, jelly atau foam
a.       Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
b.      Regangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan yang memakai sarung tangan.
c.       Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan, masukkan aplikatot ke dalam vagina sekitar 5 cm. Dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat hingga aplikator kosong.
d.      Tarik aplikator dan letakkan diatas handuk. Bersihkan sisa kream pada labia dan orifisium vagina.
e.       Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabriknya.
f.       Instruksikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-10 menit.
g.      Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya.
h.      Cuci tangan.
i.        Kaji respon klien.
j.        Dokumentasikan semua tindakan.


















BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Obat topikal adalah obat yang diberikan pada tempat-tempat tertentu pada kulit (Steven,1999). Pemberian obat topikal pada kulit bertujuan untuk mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.
Prinsip Kerja Pemberian Obat pada Kulit :
a.       Gunakan teknik steril bila ada luka pada kulit.
b.      Bersihkan kulit sebelum memberikan obat (bahan pembersih ditentukan oleh dokter).
c.       Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batang spatel lidah dan bukan dengan tangan.
d.      Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
e.       Oleskan tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
f.       Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator.
g.      Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril.

4.2 Saran
Dalam pemberian obat sebaiknya menerapkan prinsip yang benar agar tidak terjadi komplikasi saat pemberian obat. Mahasiswa sebaiknya mempelajari pemberian obat topikal dengan baik.






DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
Indy.2012.Pemberian Obat pada Kulit http://indylaurenz.blogspot.com/p/pemberian-obat-pada-kulit.html (diakses pada tanggal 6 April 2015)
Kec,Joyce L.1996.Farmakologi:Pendekatan Proses Keperawatan.Jakarta:EGC
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Priharjo,Robert.1995.Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.Jakarta:EGC

 

No comments:

Post a Comment

Just Comment, make you happy!!!