MATA
KULIAH FARMAKOLOGI
EFEK
SAMPING OBAT
OLEH:
1.
Ni Kadek Yuni Indrasari P07120014008
2.
Ririn Dwijayanti P07120014010
3.
Sagita Astari P07120014019
4.
Meka Praba Swari P07120014032
5.
Okta Suryawan P07120014033
TINGKAT
1.1
PROGRAM
STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK
KESEHATAN DENPASAR
A.
Efek
Samping Obat
Menurut definisi Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO 1970) efek samping suatu obat adalah segala sesuatu khasiat
yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang
dianjurkan.
Pengertian efek samping adalah setiap
efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse
reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin
dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal
mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah
diketahui.
Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat
yang biasanya terjadi:
1.
Aborsi atau
keguguran, akibat Misoprostol, obat yang digunakan untuk pencegahan (gastric
ulcer) borok lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid.
2.
Ketagihan,
akibat obat-obatan penenang dan analgesik seperti diazepam serta morfin.
3.
Kerusakan
janin, akibat Thalidomide dan Accutane.
4.
Pendarahan
usus, akibat Aspirin.
5.
Penyakit
kardiovaskular, akibat obat penghambat COX-2.
6.
Tuli dan gagal
ginjal, akibat antibiotik Gentamisin.
7.
Kematian,
akibat Propofol.
8.
Depresi dan
luka pada hati, akibat Interferon.
9.
Diabetes, yang
disebabkan oleh obat-obatan psikiatrik neuroleptik.
10. Diare, akibat penggunaan Orlistat.
11. Disfungsi ereksi, akibat antidepresan.
12. Demam, akibat vaksinasi.
13. Glaukoma, akibat tetes mata kortikosteroid.
14. Rambut rontok dan anemia, karena kemoterapi melawan
kanker atau leukemia.
15. Hipertensi, akibat penggunaan Efedrin. Hal ini
membuat FDA mencabut status ekstrak tanaman efedra (sumber efedrin) sebagai
suplemen makanan.
16. Kerusakan hati akibat Parasetamol.
17. Mengantuk dan meningkatnya nafsu makan akibat
penggunaan antihistamin.
18. Bunuh diri akibat penggunaan Fluoxetine, suatu
antidepresan.
19. NSAID (Non-Steroidal anti-inflamatory) memicu
perdarahan lambung
20. Obat asma memicu sariawan
Steroid untuk asma yang diberikan dalam bentuk spray
(semprutan) memicu sariawan di mulut jika obat ini tidak semuanya masuk ke
paru-paru,namun berbalik ketika baru mencapai tenggorokan.
21. Obat kolesterol memicu nyeri otot
22. Obat hipertensi memicu disfungsi ereksi
23. Obat jantung memicu sakit kepala ringan
24. Antidepresan memicu orgasme
Jenis orgasme yang disebut orgasme spontan ini
terjadi akibat efek samping beberapa obat antidepresan.
B.
Tanda
dan Gejala Yang Timbul
1.
Kelelahan
2.
Anemia dapat
menyebabkan kelelahan. Anemia meningkatkan risiko menjadi lebih sakit dengan
infeksi HIV. Tes darah berkala dapat mengetahui adanya anemia, dan anemia dapat
diobati.
3.
Masalah
pencernaan: Banyak obat dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut.
Obat dapat menyebabkan mual, muntah, kembung, atau diare. Tanggapan yang lazim
dipakai di rumah termasuk:
·
Daripada tiga kali makan secara besar,
lebih baik makan sedikit tetapi sering.
·
Makan sup dan makanan lunak, jangan
yang pedas-pedas.
·
Teh jahe atau minuman jahe lain dapat
menyamankan perut. Begitu juga bau jeruk segar.
·
Sering berolahraga.
Jangan
melupakan makan. Coba menghindari kehilangan berat badan berlebihan. Ada
beberapa obat yang dapat mengurangi rasa mual. Namun hati-hati dengan interaksi
antara obat antimual yang dibeli tanpa resep dengan ARV; bahas dengan dokter
sebelum memakai obat apa pun.
·
Perut kembung dapat
dikurangi dengan menghindari makanan seperti buncis, beberapa macam sayuran
mentah, dan kulit sayuran.
·
Diare dapat berkisar
antara gangguan kecil hingga berat. Periksa ke dokter jika diare berjalan
terlalu lama atau menjadi berat. Banyak minum.
4.
Lipodistrofi termasuk
kehilangan lemak pada lengan, kaki dan wajah; penambahan lemak pada perut atau
di belakang leher; dan peningkatan lemak (kolesterol) dan gula (glukosa) dalam
darah. Perubahan ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau serangan
otak.
5.
Tingkat lemak
atau gula yang tinggi dalam darah, termasuk kolesterol, trigliserida dan
glukosa. Masalah ini dapat meningkatkan risiko penyakti jantung.
6.
Masalah kulit : Beberapa obat
menyebabkan ruam. Sebagian besar bersifat sementara, tetapi dapat menimbulkan
reaksi berat. Periksa ke dokter jika mengalami ruam. Masalah kulit lain
termasuk kulit kering dan rambut rontok. Pelembab kulit dapat membantu masalah
kulit.
7.
Neuropati adalah
penyakit yang sangat nyeri disebabkan oleh kerusakan saraf. Penyakit ini
biasanya mulai pada kaki dan tangan.
8.
Toksisitas
mitokondria adalah kerusakan rangka dalam sel. Penyakit ini dapat
menyebabkan neuropati atau kerusakan pada ginjal, dan dapat meningkatkan asam
laktik dalam tubuh.
9.
Osteoporosis sering terjadi
pada Odha. Mineral tulang dapat hilang dan tulang menjadi rapuh. Kehilangan
aliran darah dapat menyebabkan masalah pinggul. Pastikan konsumsi cukup zat
kalsium dalam makanan dan suplemen. Olahraga angkat beban atau berjalan kaki
dapat membantu.
C.
Cara
Mengatasi dan Mencegahnya
Efek samping obat bisa muncul dalam berbagai bentuk dan berbagai tingkatan.
Ada yang ringan seperti mengantuk, batuk-batuk, mual, gatal-gatal, sampai yang
berat seperti syok anafilaksis, gangguan dalam sistem darah, sampai kematian.
Efek samping mengantuk misalnya, mungkin tidak perlu pengatasan, bahkan
seringkali dimanfaatkan pasien untuk bisa istirahat. Efek samping meningkatkan
nafsu makan malah kadang dimanfaatkan untuk memicu nafsu makan anak yang ngga
doyan makan. Tapi efek samping yang menganggu seperti mual bahkan sampai muntah
pada pasien yang menjalani kemoterapi misalnya, mau tak mau harus dicegah atau
diatasi dengan obat anti mual, karena kemoterapinya itu sendiri juga tak
mungkin dihentikan sebelum waktunya. Dan jika efek samping suatu obat bisa
mengancam jiwa, tentu obatnya harus dihentikan dan dicarikan alternatifnya yang
lebih kecil efek sampingnya. Untuk hal ini tentu harus dikonsultasikan dengan
dokter penulis resepnya.
Untuk mengetahui apakah suatu gejala itu merupakan efek samping khas obat
dapat dibaca pada leaflet/kemasan obat, atau dapat pula ditanyakan kepada
apoteker saat membeli obat. Hampir semua obat memiliki informasi tentang efek
samping yang mungkin ditimbulkannya. Yang agak susah adalah jika terjadi reaksi
alergi. Hal ini sulit untuk diprediksikan sebelumnya. Tapi Anda boleh
menggunakan patokan riwayat alergi keluarga, karena sifat alergi ini biasanya
diwariskan. Jika ada riwayat keluarga (ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek)
alergi terhadap obat tertentu, sebaiknya berhati-hati terhadap penggunaan obat
tersebut, karena barangkali Anda juga alergi obat tersebut.
Jika Anda menemui suatu gejala-gejala tertentu yang diduga akibat efek
samping obat, sebaiknya Anda konsultasikan lagi dengan dokter. Jika itu adalah
obat bebas, Anda bisa konsultasikan dengan Apoteker anda. Biasanya jika gejala
efek samping tersebut tidak membahayakan dan dapat ditoleransi pasien, tidak
perlu ada pengatasan apa-apa. Atau jika ada, sebaiknya tanpa menggunakan obat.
Keluhan sembelit, misalnya, diatasi dengan memperbanyak makanan berserat dan
minum air untuk mempermudah BAB. Jika terasa mulut kering, mungkin bisa dibantu
dengan mengulum permen. Sedangkan jika keluhan efek samping cukup berat dan
tidak dapat ditoleransi pasien, bisa diatasi dengan pemberian obat lain untuk
mengatasi efek samping, penurunan dosis obat, atau penggantian obat, yang
tentunya harus sepengetahuan dokter.
Ada beberapa langkah yang dapat
kita lakukan untuk menyiapkan diri menghadapi efek samping.
- Tanyakan kepada dokter/apoteker efek samping yang dapat timbul. Tanyakan kapan sebaiknya lapor ke dokter bila efek samping bertahan terlalu lama, atau menjadi berat.
- Tanyakan bagaimana cara menghindari efek samping yang mungkin muncul atau saran-saran khusus saat minum obat tertentu.
- Kadang kala, dokter langsung menyediakan resep untuk obat yang dapat membantu jika efek samping menjadi berat.
Sebenarnya masih banyak efek
samping yang perlu dibahas tetapi efek samping ini adalah yang paling banyak
terjadi pada pasien yang meminumnya, tidak perlu takut dengan efek samping obat
karena obat sudah melalui uji pra klinik dan klinik untuk menjamin keamanannya
secara menyeluruh dan produsen obat memiliki prinsip jika manfaatnya lebih
besar daripada efek sampingnya maka obat tersebut layak diminum oleh pasien.
D.
Bahaya
Penggunaan atau Pemberian Obat Pada Pasien
Perawat
harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral),
namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Perawat adalah mata rantai dalam proses
pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu
diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum.
Penggunaan / pemberian
obat pada pasien juga berbahaya jika perawat salah dalam melakukan tindakan
pemberian obat baik. Bahaya yang terjadi jika terjadi kesalahan saat pemberian
obat maka:
1.
Pasien
akan mengalami perubahan terapi pengobatan
2.
Berisiko
mengalami infeksi
3.
Terjadi
efek samping yang berbeda
4.
Obat
yg diberikan bisa menimbulkan alergan pada pasien
5.
Pemakaian
obat yang berlebihan menyebabkan pasien resisten
6.
Pemberian
obat yang dilakukan secara terus-menerus menyebabkan ketergantungan
DAFTAR
PUSTAKA
Ikawati Zullies.2008.Waspadai Efek Samping Obat. https://zulliesikawati.wordpress.com/tag/efek-samping-obat/. Diakses pada 7 April 2015 pukul 15.13
Indriono, Arik. 2013. Pemberian Obat. http://anikindriono.blogspot.com/2013/01/pemberian-obat.html.Diakses Selasa, 7 April 2015, pk 21.00 WITA
Kimin, Azril.ISO INDONESIA Edisi
48.2013. http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id=59&Itemid=9. Diakses pada Senin, 6 April 2015, pk 20.10 WITA
Pradana, Cepi.2013. Peran Perawat Dalam
Pemberian Obat. http://cepipradana.blogspot.com/2013/08/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html.Diakses Selasa, 7 April 2015, pk 19.00 WITA
No comments:
Post a Comment
Just Comment, make you happy!!!