Total Pageviews

Friday, October 3, 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Stres merupakan kata yang dianggap negatif. Padahal ada hal yang positif dari kata stres tersebut. Dewasa ini, kebanyakan orang menganggap stres sebagai hal yang tidak baik, dimana tubuh merasakan hal yang tidak nyaman akan adanya stres tersebut. Maka dari itu , sebelum stres menjadi masalah yang berat lebih baik kita tahu terlebih dahulu apa itu stres dan sumber stres tersebut. Menurut Clonninger (1996) menyatakan stres adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Stres tidak dapat dapat dihindari oleh masing-masing individu, tetapi dapat dikurangi.
Jika kita melihat dari segi fisik seseorang memang ia akan tampak baik-baik saja, namun dalam jiwa seseorang akan adanya suatu masalah psikis. Stres dipicu karena adanya stimulus/stressor. Setiap waktu kita mempunyai kesibukan baik di rumah(ada masalah keluarga), di kantor(proposal belum selesai), di sekolah(mendapat nilai jelek), di kampus(minggu depan Ujian Tengah Semester), dan tempat lainnya. Hal tersebut dapat menyebabkan seseorang stres. Stres yang Dengan mengetahui sumber-sumber stres dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kita akan lebih mampu mengelola keadaan yang sering disebut stres tersebut.
B.   Masalah Stres
Seperti yang telah dijelaskan di atas, semua orang pernah mengalami stres. Manusia adalah makhluk yang unik. Tidak ada orang yang sama dilahirkan walaupun ia kembar. Sama halnya dengan stres, stres juga bervariasi tergantung gaya koping masing-masing individu untuk menghadapi stres tersebut.
Saya pernah mengalami stres ketika masih duduk dibangku SMK. Saya sangat merasa terpukul dengan hasil ulangan semester saya. Pada akhirnya saya merasakan perasaan yang tidak nyaman, yang jika diingat-ingat akan menyebabkan menangis. Pertama kali saya mengenal dunia kampus, saya sedikit merasa syok dengan tugas yang diberikan oleh para dosen.  Itu merupakan hal yang membuat saya menjadi stres. Setiap hari ada tugas, tugas juga dikumpul dengan waktu yang singkat. Masalah yang saya hadapi yaitu stres tidak mampu mengendalikan diri dan memanajemen waktu dengan baik.











BAB II
PENGALAMAN STRES

A.   Penyebab Stres
Stres banyak terjadi pada orang yang memperoleh suatu pekerjaan. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat mengganggu keseimbangan seseorang (Maramis, 2005). Dari pernyataan tersebut faktor penting yang ditekankan adalah adaptasi agar keseimbangan selalu terjaga di dalam diri kita. Stresor atau stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Karena dengan adanya stresor maka seseorang akan mengalami stres. Menurut Hawari(2002) mengemukakan hasil dari penelitian berbagai pakar yang dirangkumnya ada berbagai peristiwa yang sering menimbulkan stres.
1.    Masalah dengan orang tua
Orang tua dulu(tahun 1960-an) dengan sekarang(era 2000-an) berbeda. Dulu banyak anak banyak rezeki, namun sekarang banyak anak menimbulkan orang tua stres mengurus anaknya, apalagi pada keluarga yang tingkat perekonomiannya kurang/miskin. Tentu ini merupakan suatu masalah yang terjadi di Indonesia. Orang tua yang kurang ekonominya untuk menghidupi anak-anaknya akan mengalami stres. Masalah ini dapat menimbulkan ketegangan bagi anak dan orang tua dalam keluarga.
2.    Perkawinan
Terjadinya perceraian akibat adanya perselingkuhan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya stres. Adanya hubungan yang tidak harmonis antara pasangan yang menyebabkan krisis perkawinan.
3.    Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal yang tidak baik dengan orang lain adalah salah satu penyebab stres. Banyak teman tidak selalu berdampak positif. Ada juga orang memiliki teman banyak tetapi tidak berkualitas. Memilih teman yang baik dan berdampak positif memang susah. Jika memiliki teman yang banyak tetapi tidak berkualitas maka itu akan menyebabkan stres. Saling memahami dan saling mendukung sangat diperlukan dalam hubungan interpersonal.
4.    Lingkungan hidup
Lingkungan adalah tempat makhluk hidup untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Lingkungan tidak baik  juga dapat menjadi penyebab stres. Misalkan suara bising kendaraan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar kita, polusi, dan yang lebih parah adalah saat kita berada pada lingkungan para kriminalitas. Hal tersebut membuat kita menjadi stres atau tegang.
5.    Pekerjaan
Kehilangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab stres. Pekerjaan yang selama ini dapat menafkahi keluarga, tetapi akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja(PHK). Pengangguran berbeda dengan orang kantoran yang sangat sibuk karena tugas kantornya belum dapat diselesaikan tepat waktu. Seorang pekerja kantorpun bisa stres karena pekerjaan mereka belum dapat diselesaikan dengan baik.
6.    Perkembangan
Dari anak-anak menuju remaja adalah proses akil balik. Dimana seorang anak perempuan akan mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Saat mengalami menarch/menstruasi pertama kali remaja putri yang belum tahu sebelumnya akan menjadi stres. Sehingga mereka takut dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Lain halnya dengan ibu-ibu yang akan menopause.  Proses menopause terjadi secara alamiah pada wanita yang menyebabkan stres. Stres yang terjadi saat perkembangan karena adanya maladiptif(salah sesuai). Ini akan menjadi stresor bagi orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh kurangnya dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang terdekat lainnya.
7.    Keuangan
Tidak mampu mengelola uang dengan baik akan menjadi masalah kedepannya. Pengelolaan uang yang tidak tepat, yang melebihi pemasukan dapat membuar kita stres. Apalagi jika kita memiliki hutang berupa material. Hal tersebut seperti menjadi penghambat hidup.
8.    Hukum
Keterlibatan seseorang dengan hukum, seperti melakukan tindakan kriminal adalah salah satu penyebab dari stres pribadi.
9.    Keluarga
Keluarga adalah orang yang paling dekat dengan kita. Jika hubungan dengan keluarga tidak harmonis, itu akan memengaruhi anggota keluarga. Seperti halnya orang tua yang selalu bertangkar, maka anak merasa tidak nyaman dan akan menjadi stres kaena ulah orang tuanya yang bertengkar di depan anaknya.
10. Trauma
Kecelakaan, operasi besar, bencana alam, pelecehan seksual, hamil di luar nikah merupakan pengalaman yang sering menyebabkan seseorang traumatik. Traumatik ini biasanya menjadi stresor yang sering disebut stres pasca trauma.
11. Penyakit fisik
Berbagai penyakit fisik bisa menjadi penyebab terjadinya stres. Seperti penyakit HIV/AIDS, apabila seseorang mengetahui bahwa dirinya terserang penyakit HIV/AIDS maka ia akan mengalami stres yang berat. Cidera karena luka bakar atau kecelakaan yang mengganggu stabilitas psikisnya.

B.   Faktor yang Mempengaruhi Stres
a.    Faktor Internal, biasanya karena sugesti dalam diri yang membuat kita menjadi stres. Jika kita sudah tersugesti dengan hal yang negatif, maka tubuh akan merespon bahwa stres tersebut dapat menyusahkan kita serta membuat kita menjadi tegang. Dan jika kita menganggap hal itu positif, maka tidak akan terjadi stres yang berkepanjangan. Apa yang ada dalam pikiran kita akan mempengaruhi tubuh dan jiwa kita.
b.    Faktor Eksternal, karena faktor lingkungan, faktor sosial, ekonomi, adat istiadat bisa menjadi faktor yang mempengaruhi stres.

C.   Proses Terjadinya Stres
Pekerjaan yang penuh dengan ketegangan, beban kerja berlebih, adanya konflik, kondisi lingkungan yang kurang kondusif yang merupakan penyebab terjadinya stres. Adanya stresor yang dapat menyebabkan terjadinya stres. Reaksi yang dapat ditimbulkan seperti depresi, kelelahan, tekanan darah tinggi dan sebaganya. Efek stres dapat mengaktifkan sistem saraf yang memobilisasi sumber daya yang kita miliki selama menghadapi bahaya atau ancaman. Dengan mengaktifkan  organ-organ tubuh agar tubuh kita siap mengambil tindakan segera, baik dengan melawan(fight) atau menghindar/melarikan diri(flight). Perubahan-perubahan ini dapat meningkatkan kekuatan atau aktivitas mental kita. Aktivitas sistem endokrin meningkat pada saat kita stres, terutama melalui pengaktifan aksis-HPA(Hypothalamic-Pituitary-Adrenal-cortical-axis), meskipun berbagai jenis neurotransmiter bermula pada sistem saraf, banyak perhatian difokuskan pada neuromodulator sistem endokrin atau neuropeptida, hormon-hormon yang mempengaruhi sistem saraf yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar secara langsung ke dalam aliran darah (Krishman, dkk., dalam Durand dan Barlow, 2006). Hormon-hormon neuromodulator ini bekerja dengan cara yang mirip dengan neurotransmiter dalam membawa pesan dari otak ke seluruh bagian tubuh. Satu diantaranya neurohormon yang disekresikan oleh hipotalamus yaitu Corticotropin releasing factor yang menstimulasi kelenjar pituitari menuruni rantai aksis-HPA. Kelenjar pituitari bersama-sama bersama sistem saraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenalin yang mensekresi hormon kortisol. Mengingat hormon kortisol memiliki hubungan dekat dengan respon stres, sehingga kortisol dan hormon lainnya sering disebut sebagai hormon stres. Hipokampus yang terdapat dalam hipotalamus sangat responsif terhadap kortisol, sehingga ketika distimulasi oleh hormon ini selama aktivitas aksis-HPA, hipokampus membantu mematikan respon stres, menyelesaikan feedback loop antara sistem limbik dan berbagai bagian aksis-HPA.
Dalam proses stres memiliki beberapa tahapan sampai stres itu dirasakan mengganggu fungsi kehidupan individu. Biasanya perjalanan stres sampai menimbulkan reaksi yang dirasakan oleh seseorang timbul secara perlahan yang seringkali tidak disadari pada awalnya dan kemudian baru dapat dirasakan jika sudah berlanjut. Amberg(1979) mengemukakan tahapan stres yaitu:
1.    Tahap Satu
Tahapan yang paling ringan, disertai gejala-gejala, mampu melaksanakan tugas lebih dari biasanya.
2.    Tahap Dua
Tahapan sudah adanya keluhan, merasa lelah, mudah lelah, denyut jantung keras, tampak gelisah dan lain-lain.
3.    Tahap Tiga
Keluhan semakin nyata adanya, gangguan lambung, ketegangan otot-otot, merasa tidak tenang, gangguan pola tidur.
4.    Tahap Empat
Gejala yang muncul semakin berat, sehingga membutuhkan bantuan profesional.
5.    Tahap Lima
Kelanjutan dari tahap empat, yang ditandai adanya rasa takut yang semakin meningkat, mudah bingung, panik, ketidakmampuan melaksanakan tugas sehari-hari., serta gangguan sistem pencernaan yang semakin berat/
6.    Tahap Enam
Tahap puncak dari keseluruhan tahapan stres, yang biasanya mengalami serangan panik dan perasaan takut mati.

D.   Akibat dan Dampaknya
Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, sariawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku. Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stres.
Menurut pengalaman saya, akibat dari stres yaitu sakit kepala seperti ada beban di dalam kepala, nafsu makan bertambah karena terus berpikir, pikiran tegang, marah-marah dan sebagainya. Itu terjadi karena saya belum mampu mengatasi masalah yang ada.

E.   Upaya yang Dilakukan
1.    Menangis atau berteriak
Penelitian menemukan bahwa menangis membantu mengurangi stres, karena air mata dapat menyingkirkan iritan, zat kimia yang secara klinis berhubungan dengan stres. Bersamaan dengan keluarnya air mata maka beban dan perasaan mengalir keluar sehingga dapat meredakan ketegangan di dalam dirinya. Mengurung diri sendirian dapat membantu mengurangi ketegangan.
Berteriak menimbulkan efek yang sama, walaupun tidak menyingkirkan iritan dari sistem saraf jika tidak disertai menangis. Tindakan berteriak dapat melepaskan stres dengan memberi saluran pelepasan ketegangan. Berteriak tanpa ditujukan kepada orang tertentu, dan dilakukan di dalam privasi kamar sendiri atau tempat yang tenang dan memberi kesempatan bagi pikiran untuk menyelesaikan masalah secara rasional.
2.    Latihan fisik dan meregangkan tubuh
Latihan fisik dapat menghasilkan sensasi tubuh yang mengarahkan diri ke dalam otak sendiri sebagai rasa nyaman. Jika kita merasa nyaman dengan diri sendiri, maka dunia di sekeliling kita akan tampak baik. Bentuk latihan yang sederhana adalah kedua kaki sedikit terbuka, bungkukkan badan dan sentuh jari kaki, usahakan sedekat mungkin. Latihan ini dapat meregangkan, mengendurkan dan merilekkan otot pada punggung sebelah bawah, pada bahu dan tungkai. Latihan fisik atau jasmani, khususnya latihan aerobik dapat melepaskan zat kimia di dalam otak yang dapat merilekkan seluruh tubuh, yaitu endorfin. Endorfin adalah zat kimia alamiah yang dapat menghilangkan nyeri, merilekkan otot, dan menimbulkan getaran ringan atau tinggi pada sistem saraf.
3.    Dansa
Walaupun dansa bukan merupakan program kebugaran, akan tetapi dapat melegakan dan meregakan stres untuk sementara waktu.
4.    Seks
Stimulasi seksual melepaskan zat kimia asetilkolin ke dalam otak. Peningkatan asetilkolin mendorong semangat, gairah lebih dalam. Peneliti menemukan bahwa seks menurunkan tekanan darah.
5.    Musik dan bacaan
Daripada minum alkohol lebih mendengarkan musik. Musik dapat merilekkan tubuh serta dibarengi dengan membaca buku.
6.    Meditasi dan Self Hypnosys
Latihan meditasi dapat membuat diri kita menjadi tenang dan rileks. Dengan posisi duduk santai, memejamkan mata dapat menjadikan suasana menjadi santai dan tenang. Self Hypnosys adalah bentuk relaksasi yang paling radikal dapat digunakan untuk memperoleh kendali mental atas stres. Latihan pertama dengan latihan pernafasan 5-10 menit.
7.    Latihan relaksasi total
Latihan ini dilakukan pada orang yang mengalami stres berat. Latihan ini memerlukan banyak waktu, harus ada di ruangan tertutup.

F.    Hasil dari Upaya yang Dilakukan
Dari 7 upaya di atas, saya melakukannya satu per satu. Saya sangat senang dengan mendengarkan musik, karena hal itu tidak memakan waktu yang terlalu lama. Dari ketujuh upaya yang ada, meditasi adalah cara yang paling baik bagi saya untuk bisa lebih tenang dan berkonsentrasi dalam belajar. Hasilnya, semua yang saya kerjakan mendapatkan hasil yang memuaskan. Apapun pekerjaannya dan kapanpun waktunya saya tidak merasa stres, karena ada hal positif dalam diri saya yang mendorong saya untuk berpikir positif. Stres yang menyebabkan orang terpuruk, sebaiknya dapat melakukan upaya-upaya di atas. Sehingga kita merasakan ketenangan dan mendapat aura yang positif dari luar maupun dalam diri kita. Saya sangat memahami stres yang saya alami walaupun kadang-kadang ada masalah, namun saya mampu untuk mengendalikannya dan mampu memanajemen stres dengan baik tanpa menimbulkan perasaan yang membuat tidak nyaman.


BAB III
SIMPULAN
Dari pengalaman tersebut, dapat disimpulkan stres adalah suatu respon tubuh terhadap stimulus. Karena adanya stresor yang dapat menyebabkan stres. Banyak yang menjadi penyebab stres meliputi lingkungan, kondisi keluarga, sakit, dan sebagainya. Namun dari masalah stres tersebut, ada upaya-upaya yang dapat mengurangi rasa tegang atau stres tersebut. Dari upaya yang dilaksanakan, kita akan menjadi lebih rileks dan tenang menghadapi suatu masalah.


DAFTAR PUSTAKA
Candra,I Wayan.2012.Manajemen Stres:Panduan Ilmiah dan Praktis Menuju Relaksasi yang Luas. Denpasar:Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan.

National Safety Council.2003.Manajemen Stres.Jakarta:EGC

1 comment:

  1. No Deposit Casinos USA | Deposit Bonus Casinos in 2021
    No deposit 트리플슬롯 bonuses aren't just an excellent 오산 휴게텔 way to try out a new 마틴 게일 casino online without risking your own money. 벳 365 우회 They're also 토토 사이트 목록 a great way to relax

    ReplyDelete

Just Comment, make you happy!!!