BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Stres merupakan kata yang dianggap negatif. Padahal ada
hal yang positif dari kata stres tersebut. Dewasa ini, kebanyakan orang
menganggap stres sebagai hal yang tidak baik, dimana tubuh merasakan hal yang
tidak nyaman akan adanya stres tersebut. Maka dari itu , sebelum stres menjadi
masalah yang berat lebih baik kita tahu terlebih dahulu apa itu stres dan
sumber stres tersebut. Menurut Clonninger (1996) menyatakan stres adalah
keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah
atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang
mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Stres tidak dapat
dapat dihindari oleh masing-masing individu, tetapi dapat dikurangi.
Jika
kita melihat dari segi fisik seseorang memang ia akan tampak baik-baik saja,
namun dalam jiwa seseorang akan adanya suatu masalah psikis. Stres dipicu
karena adanya stimulus/stressor. Setiap waktu kita mempunyai kesibukan baik di
rumah(ada masalah keluarga), di kantor(proposal belum selesai), di sekolah(mendapat
nilai jelek), di kampus(minggu depan Ujian Tengah Semester), dan tempat
lainnya. Hal tersebut dapat menyebabkan seseorang stres. Stres yang Dengan
mengetahui sumber-sumber stres dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kita akan
lebih mampu mengelola keadaan yang sering disebut stres tersebut.
B.
Masalah Stres
Seperti yang telah dijelaskan di atas, semua orang pernah
mengalami stres. Manusia adalah makhluk yang unik. Tidak ada orang yang sama
dilahirkan walaupun ia kembar. Sama halnya dengan stres, stres juga bervariasi tergantung
gaya koping masing-masing individu untuk menghadapi stres tersebut.
Saya
pernah mengalami stres ketika masih duduk dibangku SMK. Saya sangat merasa
terpukul dengan hasil ulangan semester saya. Pada akhirnya saya merasakan
perasaan yang tidak nyaman, yang jika diingat-ingat akan menyebabkan menangis.
Pertama kali saya mengenal dunia kampus, saya sedikit merasa syok dengan tugas
yang diberikan oleh para dosen. Itu merupakan
hal yang membuat saya menjadi stres. Setiap hari ada tugas, tugas juga dikumpul
dengan waktu yang singkat. Masalah yang saya hadapi yaitu stres tidak mampu
mengendalikan diri dan memanajemen waktu dengan baik.
BAB II
PENGALAMAN
STRES
A.
Penyebab Stres
Stres banyak terjadi pada orang yang memperoleh suatu
pekerjaan. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang
dapat mengganggu keseimbangan seseorang (Maramis, 2005). Dari pernyataan
tersebut faktor penting yang ditekankan adalah adaptasi agar keseimbangan
selalu terjaga di dalam diri kita. Stresor atau stimuli yang mengawali atau
mencetuskan perubahan. Karena dengan adanya stresor maka seseorang akan
mengalami stres. Menurut Hawari(2002) mengemukakan hasil dari penelitian berbagai
pakar yang dirangkumnya ada berbagai peristiwa yang sering menimbulkan stres.
1. Masalah dengan orang tua
Orang
tua dulu(tahun 1960-an) dengan sekarang(era 2000-an) berbeda. Dulu banyak anak
banyak rezeki, namun sekarang banyak anak menimbulkan orang tua stres mengurus
anaknya, apalagi pada keluarga yang tingkat perekonomiannya kurang/miskin.
Tentu ini merupakan suatu masalah yang terjadi di Indonesia. Orang tua yang
kurang ekonominya untuk menghidupi anak-anaknya akan mengalami stres. Masalah
ini dapat menimbulkan ketegangan bagi anak dan orang tua dalam keluarga.
2. Perkawinan
Terjadinya
perceraian akibat adanya perselingkuhan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
stres. Adanya hubungan yang tidak harmonis antara pasangan yang menyebabkan
krisis perkawinan.
3. Hubungan interpersonal
Hubungan
interpersonal yang tidak baik dengan orang lain adalah salah satu penyebab stres.
Banyak teman tidak selalu berdampak positif. Ada juga orang memiliki teman
banyak tetapi tidak berkualitas. Memilih teman yang baik dan berdampak positif
memang susah. Jika memiliki teman yang banyak tetapi tidak berkualitas maka itu
akan menyebabkan stres. Saling memahami dan saling mendukung sangat diperlukan
dalam hubungan interpersonal.
4. Lingkungan hidup
Lingkungan
adalah tempat makhluk hidup untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Lingkungan
tidak baik juga dapat menjadi penyebab
stres. Misalkan suara bising kendaraan yang dapat mengganggu konsentrasi
belajar kita, polusi, dan yang lebih parah adalah saat kita berada pada
lingkungan para kriminalitas. Hal tersebut membuat kita menjadi stres atau
tegang.
5. Pekerjaan
Kehilangan
pekerjaan menjadi salah satu penyebab stres. Pekerjaan yang selama ini dapat
menafkahi keluarga, tetapi akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja(PHK).
Pengangguran berbeda dengan orang kantoran yang sangat sibuk karena tugas
kantornya belum dapat diselesaikan tepat waktu. Seorang pekerja kantorpun bisa
stres karena pekerjaan mereka belum dapat diselesaikan dengan baik.
6. Perkembangan
Dari
anak-anak menuju remaja adalah proses akil balik. Dimana seorang anak perempuan
akan mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Saat mengalami
menarch/menstruasi pertama kali remaja putri yang belum tahu sebelumnya akan
menjadi stres. Sehingga mereka takut dengan apa yang sedang terjadi pada
dirinya. Lain halnya dengan ibu-ibu yang akan menopause. Proses menopause terjadi secara alamiah pada
wanita yang menyebabkan stres. Stres yang terjadi saat perkembangan karena
adanya maladiptif(salah sesuai). Ini
akan menjadi stresor bagi orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh
kurangnya dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang terdekat lainnya.
7. Keuangan
Tidak
mampu mengelola uang dengan baik akan menjadi masalah kedepannya. Pengelolaan
uang yang tidak tepat, yang melebihi pemasukan dapat membuar kita stres.
Apalagi jika kita memiliki hutang berupa material. Hal tersebut seperti menjadi
penghambat hidup.
8. Hukum
Keterlibatan
seseorang dengan hukum, seperti melakukan tindakan kriminal adalah salah satu
penyebab dari stres pribadi.
9. Keluarga
Keluarga
adalah orang yang paling dekat dengan kita. Jika hubungan dengan keluarga tidak
harmonis, itu akan memengaruhi anggota keluarga. Seperti halnya orang tua yang
selalu bertangkar, maka anak merasa tidak nyaman dan akan menjadi stres kaena
ulah orang tuanya yang bertengkar di depan anaknya.
10. Trauma
Kecelakaan,
operasi besar, bencana alam, pelecehan seksual, hamil di luar nikah merupakan
pengalaman yang sering menyebabkan seseorang traumatik. Traumatik ini biasanya
menjadi stresor yang sering disebut stres pasca trauma.
11. Penyakit fisik
Berbagai penyakit fisik
bisa menjadi penyebab terjadinya stres. Seperti penyakit HIV/AIDS, apabila
seseorang mengetahui bahwa dirinya terserang penyakit HIV/AIDS maka ia akan
mengalami stres yang berat. Cidera karena luka bakar atau kecelakaan yang
mengganggu stabilitas psikisnya.
B.
Faktor yang Mempengaruhi Stres
a. Faktor Internal, biasanya karena sugesti dalam diri yang membuat
kita menjadi stres. Jika kita sudah tersugesti dengan hal yang negatif, maka
tubuh akan merespon bahwa stres tersebut dapat menyusahkan kita serta membuat
kita menjadi tegang. Dan jika kita menganggap hal itu positif, maka tidak akan
terjadi stres yang berkepanjangan. Apa yang ada dalam pikiran kita akan
mempengaruhi tubuh dan jiwa kita.
b. Faktor Eksternal, karena faktor lingkungan, faktor
sosial, ekonomi, adat istiadat bisa menjadi faktor yang mempengaruhi stres.
C.
Proses Terjadinya Stres
Pekerjaan yang penuh dengan ketegangan, beban kerja
berlebih, adanya konflik, kondisi lingkungan yang kurang kondusif yang
merupakan penyebab terjadinya stres. Adanya stresor yang dapat menyebabkan terjadinya
stres. Reaksi yang dapat ditimbulkan seperti depresi, kelelahan, tekanan darah
tinggi dan sebaganya. Efek stres dapat mengaktifkan sistem saraf yang
memobilisasi sumber daya yang kita miliki selama menghadapi bahaya atau
ancaman. Dengan mengaktifkan organ-organ
tubuh agar tubuh kita siap mengambil tindakan segera, baik dengan melawan(fight) atau menghindar/melarikan diri(flight). Perubahan-perubahan ini dapat
meningkatkan kekuatan atau aktivitas mental kita. Aktivitas sistem endokrin
meningkat pada saat kita stres, terutama melalui pengaktifan aksis-HPA(Hypothalamic-Pituitary-Adrenal-cortical-axis),
meskipun berbagai jenis neurotransmiter bermula pada sistem saraf, banyak
perhatian difokuskan pada neuromodulator sistem endokrin atau neuropeptida,
hormon-hormon yang mempengaruhi sistem saraf yang disekresikan oleh
kelenjar-kelenjar secara langsung ke dalam aliran darah (Krishman, dkk., dalam
Durand dan Barlow, 2006). Hormon-hormon neuromodulator ini bekerja dengan cara
yang mirip dengan neurotransmiter dalam membawa pesan dari otak ke seluruh
bagian tubuh. Satu diantaranya neurohormon yang disekresikan oleh hipotalamus
yaitu Corticotropin releasing factor yang
menstimulasi kelenjar pituitari menuruni rantai aksis-HPA. Kelenjar pituitari
bersama-sama bersama sistem saraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenalin yang
mensekresi hormon kortisol. Mengingat hormon kortisol memiliki hubungan dekat
dengan respon stres, sehingga kortisol dan hormon lainnya sering disebut
sebagai hormon stres. Hipokampus yang terdapat dalam hipotalamus sangat
responsif terhadap kortisol, sehingga ketika distimulasi oleh hormon ini selama
aktivitas aksis-HPA, hipokampus membantu mematikan respon stres, menyelesaikan feedback loop antara sistem limbik dan
berbagai bagian aksis-HPA.
Dalam proses stres memiliki beberapa tahapan sampai stres
itu dirasakan mengganggu fungsi kehidupan individu. Biasanya perjalanan stres
sampai menimbulkan reaksi yang dirasakan oleh seseorang timbul secara perlahan
yang seringkali tidak disadari pada awalnya dan kemudian baru dapat dirasakan
jika sudah berlanjut. Amberg(1979) mengemukakan tahapan stres yaitu:
1. Tahap Satu
Tahapan yang paling
ringan, disertai gejala-gejala, mampu melaksanakan tugas lebih dari biasanya.
2. Tahap Dua
Tahapan sudah adanya
keluhan, merasa lelah, mudah lelah, denyut jantung keras, tampak gelisah dan
lain-lain.
3. Tahap Tiga
Keluhan semakin nyata
adanya, gangguan lambung, ketegangan otot-otot, merasa tidak tenang, gangguan
pola tidur.
4. Tahap Empat
Gejala yang muncul
semakin berat, sehingga membutuhkan bantuan profesional.
5. Tahap Lima
Kelanjutan dari tahap
empat, yang ditandai adanya rasa takut yang semakin meningkat, mudah bingung,
panik, ketidakmampuan melaksanakan tugas sehari-hari., serta gangguan sistem
pencernaan yang semakin berat/
6. Tahap Enam
Tahap puncak dari
keseluruhan tahapan stres, yang biasanya mengalami serangan panik dan perasaan
takut mati.
D.
Akibat dan Dampaknya
Stres menampakkan diri dengan
berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin
mengalami tekanan darah tinggi, sariawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat
keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap
kecelakaan, dan sebagainya. Akibat
stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis,
gejala psikologis,
dan gejala perilaku. Pengaruh gejala stres biasanya
berupa gejala fisiologis. Terdapat
riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme,
meningkatkan detak jantung
dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan
memicu serangan jantung.
Stres yang berkaitan dengan
pekerjaan dapat
menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis
sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam
beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan,
kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
Gejala stres
yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas,
kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan
makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang
gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki
hubungan stres-kinerja. Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur
stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa
tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan
kemampuannya untuk bereaksi. Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap
stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stres.
Menurut
pengalaman saya, akibat dari stres yaitu sakit kepala seperti ada beban di
dalam kepala, nafsu makan bertambah karena terus berpikir, pikiran tegang,
marah-marah dan sebagainya. Itu terjadi karena saya belum mampu mengatasi
masalah yang ada.
E.
Upaya yang Dilakukan
1. Menangis atau berteriak
Penelitian menemukan bahwa menangis membantu mengurangi
stres, karena air mata dapat menyingkirkan iritan, zat kimia yang secara klinis
berhubungan dengan stres. Bersamaan dengan keluarnya air mata maka beban dan
perasaan mengalir keluar sehingga dapat meredakan ketegangan di dalam dirinya.
Mengurung diri sendirian dapat membantu mengurangi ketegangan.
Berteriak menimbulkan efek yang sama, walaupun tidak
menyingkirkan iritan dari sistem saraf jika tidak disertai menangis. Tindakan
berteriak dapat melepaskan stres dengan memberi saluran pelepasan ketegangan.
Berteriak tanpa ditujukan kepada orang tertentu, dan dilakukan di dalam privasi
kamar sendiri atau tempat yang tenang dan memberi kesempatan bagi pikiran untuk
menyelesaikan masalah secara rasional.
2. Latihan fisik dan meregangkan tubuh
Latihan
fisik dapat menghasilkan sensasi tubuh yang mengarahkan diri ke dalam otak
sendiri sebagai rasa nyaman. Jika kita merasa nyaman dengan diri sendiri, maka
dunia di sekeliling kita akan tampak baik. Bentuk latihan yang sederhana adalah
kedua kaki sedikit terbuka, bungkukkan badan dan sentuh jari kaki, usahakan
sedekat mungkin. Latihan ini dapat meregangkan, mengendurkan dan merilekkan
otot pada punggung sebelah bawah, pada bahu dan tungkai. Latihan fisik atau
jasmani, khususnya latihan aerobik dapat melepaskan zat kimia di dalam otak
yang dapat merilekkan seluruh tubuh, yaitu endorfin. Endorfin adalah zat kimia
alamiah yang dapat menghilangkan nyeri, merilekkan otot, dan menimbulkan
getaran ringan atau tinggi pada sistem saraf.
3. Dansa
Walaupun
dansa bukan merupakan program kebugaran, akan tetapi dapat melegakan dan
meregakan stres untuk sementara waktu.
4. Seks
Stimulasi
seksual melepaskan zat kimia asetilkolin ke dalam otak. Peningkatan asetilkolin
mendorong semangat, gairah lebih dalam. Peneliti menemukan bahwa seks
menurunkan tekanan darah.
5. Musik dan bacaan
Daripada
minum alkohol lebih mendengarkan musik. Musik dapat merilekkan tubuh serta
dibarengi dengan membaca buku.
6. Meditasi dan Self
Hypnosys
Latihan
meditasi dapat membuat diri kita menjadi tenang dan rileks. Dengan posisi duduk
santai, memejamkan mata dapat menjadikan suasana menjadi santai dan tenang. Self
Hypnosys adalah bentuk relaksasi yang paling radikal dapat digunakan untuk
memperoleh kendali mental atas stres. Latihan pertama dengan latihan pernafasan
5-10 menit.
7. Latihan relaksasi total
Latihan
ini dilakukan pada orang yang mengalami stres berat. Latihan ini memerlukan
banyak waktu, harus ada di ruangan tertutup.
F.
Hasil dari Upaya yang Dilakukan
Dari 7
upaya di atas, saya melakukannya satu per satu. Saya sangat senang dengan
mendengarkan musik, karena hal itu tidak memakan waktu yang terlalu lama. Dari
ketujuh upaya yang ada, meditasi adalah cara yang paling baik bagi saya untuk
bisa lebih tenang dan berkonsentrasi dalam belajar. Hasilnya, semua yang saya
kerjakan mendapatkan hasil yang memuaskan. Apapun pekerjaannya dan kapanpun
waktunya saya tidak merasa stres, karena ada hal positif dalam diri saya yang
mendorong saya untuk berpikir positif. Stres yang menyebabkan orang terpuruk,
sebaiknya dapat melakukan upaya-upaya di atas. Sehingga kita merasakan
ketenangan dan mendapat aura yang positif dari luar maupun dalam diri kita.
Saya sangat memahami stres yang saya alami walaupun kadang-kadang ada masalah,
namun saya mampu untuk mengendalikannya dan mampu memanajemen stres dengan baik
tanpa menimbulkan perasaan yang membuat tidak nyaman.
BAB III
SIMPULAN
Dari
pengalaman tersebut, dapat disimpulkan stres adalah suatu respon tubuh terhadap
stimulus. Karena adanya stresor yang dapat menyebabkan stres. Banyak yang
menjadi penyebab stres meliputi lingkungan, kondisi keluarga, sakit, dan
sebagainya. Namun dari masalah stres tersebut, ada upaya-upaya yang dapat
mengurangi rasa tegang atau stres tersebut. Dari upaya yang dilaksanakan, kita
akan menjadi lebih rileks dan tenang menghadapi suatu masalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Candra,I Wayan.2012.Manajemen Stres:Panduan Ilmiah dan Praktis
Menuju Relaksasi yang Luas. Denpasar:Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan
Keperawatan.
National Safety Council.2003.Manajemen Stres.Jakarta:EGC
No Deposit Casinos USA | Deposit Bonus Casinos in 2021
ReplyDeleteNo deposit 트리플슬롯 bonuses aren't just an excellent 오산 휴게텔 way to try out a new 마틴 게일 casino online without risking your own money. 벳 365 우회 They're also 토토 사이트 목록 a great way to relax