Total Pageviews

Monday, April 27, 2015

PENYAKIT FENILKETOURIA - PATOFISIOLOGI




2.1  PROSES PENYAKIT FENILKETONURIA
Enzim merupakan biokatalisator karena bekerja sebagai katalis dalam tubuh mahkluk hidup dengan mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau terpengaruh oleh zat kimia tersebut. Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi proses sintesis molekul yang besar menjadi molekul kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul kecil (katabolisme). Beberapa reaksi kimia antara lain respirasi, glikolisis, dan sintesis protein. Sehingga ketika berkurangnya enzim di dalam tubuh maka akan mengganggu jalannya metabolisme yang semula baik menjadi buruk. Jika proses metabolisme di dalam tubuh terganggu maka akan menyebabkan  munculnya  penyakit. Salah satu penyakit kekurangan enzim yaitu Fenilketonuria.
Fenilketonuria adalah penyakit dimana penderita tidak dapat memetabolisme amino esensial fenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksidasi fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Di dalam tubuh, tirosin akan disintesa menjadi 2 penghantar saraf yang penting yang berperan pada berkembangnya penyakit parkinson dan juga hilangnya keinginan melakukan hubungan seksual pada usia lanjut. Oleh karena itu orang tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia. Penderita penyakit PKU ini rata-rata adalah orang kulit putih dengan perbandingan 1:15.000 ribu orang.
Penyakit ini disebut Fenilketonuria karena ditemukan hasil metabolisme fenilalanin, yaitu fenilketon pada air kemih (urin). Fenilketon ini menyebabkan bau yang khas pada air kemih. Gajala ini yang pertama kali dideteksi pada penderita PKU, sehingga sampai saat ini disebut fenilketonuria yang artinya fenilketon pada urin.
Fenilketonuria juga merupakan penyakit metabolik bawaan yang disebabkan kurangnya enzim fenilalanin hidroksilase. Tidak terbentuknya enzim fenilalaninhidroxilase disebabkan oleh kelainan pada gen yang mengatur pembentukan enzim fenilalanin hidroxilase. Dalam fungsinya sehari-hari, enzim fenilalanin hidroksilase akan mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin. Bila enzim tersebut tidak ada atau tidak berfungsi, tentu saja reaksi perubahan tersebut tidak akan terjadi. Akibatnya, kadar fenilalanin dalam tubuh akan meningkat jauh di atas normal dan kadar tirosin tentunya menjadi di bawah normal.  Kelebihan fenilalanin mengakibatkan tertimbunnya fenilalanin di dalam darah dan bersifat toksin terhadap otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan keterbelakangan mental jika tidak segera ditangani pada 3 minggu pertama.
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria ataufenilalaninemia atau fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanin tertimbun dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara genetik.
Tetrahidrobiopterin merupakan suatu senyawa yang mirip asam folat, sebagai koenzim. Tetrahidrobiopterin berperanan sebagai karier perantara ekuivalen pereduksi yang akhirnya disuplai oleh NADPH. Phenylalanine merupakan asam amino esensial. Tubuh mendapatkan phenylalanine dari asupan makanan yang mengandung protein, misalnya telur, tempe, dan tahu.
Dalam keadaan normal, tiga per empat dari fenilalanin diubah menjadi tirosin dengan bantuan enzim phenylalanine hidroksilase (PAH) dan koenzim tetrahidrobiopterin. Sedangkan seperempat bagian fenilalanin lainnya akan membentuk protein di dalam tubuh. Karena terjadi defisiensi enzim phenylalanine hidroksilase dalam tubuh, kadar phenylalanine dalam tubuh pun meningkat. Hal ini disebabkan karena rantai mayor phenylalanine yang berarti proses pengubahan phenylalanin emenjadi tirosin menjadi terhambat bahkan terhenti. Penumpukan phenylalanine dalam tubuh dalam kadar yang tinggi menyebabkan terhambatnya transport asam amino kedalam sel, sehingga terdapat kekurangan serebrosid dalam otak yang menyolok sehingga menyebabkan retardasi mental. Pada ibu hamil, kandungan berlebih phenylalanine dalam tubuh menyebabkan rusaknya otak dari bayi, selain itu sistem urat sarafnya pun tidak sempurna. Akibat defisiensi phenylalanine hidroksilase dalam tubuh, terjadi krisis tirosin. Tirosinerat kaitannya dengan pembentukan epinefrin (adrenalin) dan melanin. Bila terjadikrisis tirosin dalam tubuh, epinefrin dan melanin menjadi sukar terbentuk. Kekurangan melanin menyebabkan hipopigmentasi pada bagian tubuh, seperti rambut seperti rambut jagung, kulitnya “bule”, dan mata kebiru-biruan.Secara fisik, gejala tersebut miripdengan penderita albino. Namun, pada penderita albino hipopigmentasi bersifat permanen.  Pada phenylketonuria, hipopigmentasi masih bisa disiasati dengan mengatur kadar phenylalanine yang masuk ke dalam tubuh. Hilang atau berkurangnya kadarepinefrin (adrenalin) dalam tubuh menyebabkan berkurangnya respon saraf simpatik. Mengingat fungsi epinefrin adalah sebagai stimulator kuat system saraf simpatik.
Phenylketonuria terjadi akibat mutasi G ke A pada intron 12 yang menghasilkan hilangnya akson 12. Seperti diketahui, mutasi itu dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti radiasi, oksigen radikal yang sangat reaktif, dan lain-lain.Phenylketonuria merupakan penyakit yang diturunkan kedua orang tua melalui alelresesif autosomal. PP merupakan gen untuk orang normal, Pp merupakan gen untuk karier, sedangkan penderita phenylketonuria memiliki gen pp. Pada karier (Pp), fenotip tampak normal, namun IQ pada karier biasanya lebih rendah dibandingkan orang normal. Begitu juga dengan kadar fenilalanin dalam tubuh. Karier memiliki kadar phenylalanine lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal sehingga karierphenylketonuria otomatis memiliki kadar tirosin dibawah orang normal. Hal ini pun berpengaruh pada pembentukan melanin.
Namun, hipopigmentasi yang terjadi pada karier tidak se-ekstrem penderita bahkan pada fenotip sering tidak terlihat. Penderita phenylketonuria harus diberikan terapi rendah phenylalanine dan tinggi tirosin, misalnya dengan mengonsumsi iodium.

Menurut hasil penelitian penderita Fenilketonuria PKU (penderita fenilketonuria) sangat jarang ditemukan. Di Amerika dilaporkan kemungkinan penderita ini 1:15.000 orang saja, sedangkan di Indonesia sendiri, belum ada laporan kasus PKU.

2.2  KELAINAN – KELAINAN YANG TERJADI
Bayi yang lahir dengan PKU jarang tetapi mereka memiliki cacat genetik yang membuat mereka tidak mampu memecah fenilalanina. Kondisi ini adalah mewarisi dan sering diturunkan dalam keluarga. Untuk bayi untuk memperoleh kondisi kedua orang tua harus membawa gen cacat. Namun, terlepas dari memiliki gen cacat, orang tua tidak memiliki kondisi.
Metode ini penularan penyakit dari orangtua dengan cacat gen tanpa penyakit yang menularkan kepada bayi yang disebut "autosomal recessive ciri".
Orang tua yang membawa gen rusak disebut pembawa kondisi. Jika kedua orang tua membawa gen cacat ada 25% kemungkinan bahwa bayi akan mendapatkan kondisi. Gen cacat dibawa pada 12th kromosom. (2, 3, 4, 5) Fenilalanina terdapat dalam makanan yang mengandung protein dan dalam beberapa pemanis buatan. Membangun asam amino di otak menyebabkan keterbelakangan mental dan masalah serius lainnya. Ibu yang memiliki tingkat darah tinggi fenilalanina sambil membawa bayi mereka di dalam rahim juga memiliki risiko tinggi memiliki bayi dengan:
Ø  keterbelakangan mental
Ø  keterlambatan perkembangan
Ø  ukuran kepala kecil (mikrosefalus)
Ø  ruam kulit atau eksim
Ø  adil kulit karena kurangnya kulit pigmen
Ø  masalah jantung.
Bayi dengan PKU mungkin juga memiliki bau apek badan berkat fenilalanina berlebihan dalam tubuh.

2.3  PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan PKU ini sangat penting dan sering dilakukan di Amerika pada bayi yang baru lahir. Pemeriksaan PKU dilaboratorium meliputi PKU urine dan pemeriksaan Guthrie merupakan dua pemeriksaan skrining yang digunakan untuk mendeteksi defisiensi enzim hepar, fenilalanin hidroksilase, yang mencegah konversi fenilalanin (asam amino) menjadi tirosin pada bayi. Fenilalanin yang berasal dari susu dan produk protein yang lain berakumulasi dalam darah dan jaringan dan dapat menyebabkan kerusakan otak dan retradasi mental. Prosedur Guthrie merupakan pemeriksaan pilihan karena hasil positif terjadi jika fenilalanin serum mencapai 4 mg/dL, setelah minum susu selama 3-5 hari. Jika hasil pemeriksaan Guthrie positif, harus dilakukan pemeriksaan fenilalanin spesifik. Pemeriksaan PKU urine dilakukan setelah bayi berusia 3 – 4 minggu dan harus diulang seminggu atau dua minggu kemudian. Kerusakan otak yang signifikan biasanya terjadi bila nilai fenilalanin serum mencapai 15 mg/dL.
Nilai Rujukan Anak: Fenilalanin : 0,5 - 2,0 mg/dL ; PKU : Negatif, namun positif bila nilai fenilalanin : 12 - 15 mg/dL;
Guthrie: Negatif, tetapipositif bila fenilalanin serum : 4 mg/dl.

Prosedur
Pemeriksaan Guthrie (Pemeriksaan Penghambatan bakteri Guthrie) :
Fenilalanin meningkatkan pertumbuhan bakteri (Bacillus subtilis) bila nilai serum lebih dari 4 mg/dL.
1.      Bersihkan tumit bayi, dan tusuk dengan jarum steril. Dapatkan beberapa tetes darah pada kertas filter yang mengandung B. subtilis. JIka bacillus tumbuh, pemeriksaan tersebut positif.
2.      Pemeriksaan harus dilaksanakan pada hari ke 4 setelah minum susu sapi atau air susu ibu selama 2 - 4 minggu.
3.      Catat pada lembaran laboratorium tanggal lahir dan tanggal pertama kali minum susu.
PKU Urine :
Fenilalanin dikonversi menjadi asam fenilpiruvik dan diekskresikan dalam urine bila nilai serum 12-15 mg/dL.

1.      Masukan Phenistix (dipstik dengan garam ebsi) ke dalam urine yang masih baru, atau tekankan pada popok yang basah oleh urine. Jika positif, dipstick akan berubah menjadi warna hijau.
2.      lakukan pemeriksaan PKU urine setelah bayi berusia 3-6 minggu, sebaiknya pada usia 4 minggu, dan ulangi bila perlu.



Implikasi Keperawatan
1.      Jelaskan kepada ibu bahwa pemeriksaan skrining digunakan untuk mendeteksi PKU. Pemeriksaan Guthrie biasanya dilakukan sementara dirawat di rumah sakit. Kebanyakan dokter anak meninginkan dilakukan PKU urine 4 minggu setelah kelahiran sebagai pemeriksaan lanjutan.
2.      Ajarkan ibu bagaimana melakukan pemeriksaan PKU urine secara akurat. Gunakan urine yang segar pada popok atau spesimen urine.

2.4  GEJALA – GEJALA YANG DAPAT DILIHAT
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Tanpa enzim phenilalanin hidroksilase, fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan merupakan racun bagi otak, menyebabkan keterbelakangan mental.
Pada bayi, kehadiran PKU perlu diwaspadai untuk mencegah kerusakan otak sehingga keterbelakangan mental dapat dihindari. Pada bayi yang baru lahir biasanya tidak ditemukan gejala PKU. Berikut adalah gejala yang dapat diamati pada buah hati anda:
Gejala Subjektif :
1.      Terkadang bayi tampak mengantuk atau tidak mau makan.
2.      Bayi cenderung memiliki kulit berwarna terang, rambut pirang dan mata biru, oleh karena rendahnya tirosin menyebabkan rendahnya pigmen melanin.
3.      Beberapa bayi mengalami ruam kulit yang menyerupai eksim
Apabila penyakit ini tidak segera terdeteksi dan diobati maka bayi akan segera mengalami gangguan mental, gangguan perkembangan dan kerusakan otak yang irreversibel (tidak dapat kembali seperti semula). Apabila buah hati anda kini sudah beranjak pada usia anak-anak maka anda tetap harus mengamati perkembangannya karena gejala PKU yang tidak terdiagnosis awal juga bisa mulai tampak pada anak-anak. Berikut adalah tanda-tandanya:
1.      Kejang
2.      mual dan muntah
3.      perilaku agresif atau melukai diri sendiri
4.      hiperaktif
5.      gejala psikis (kadang-kadang)
6.      bau badannya menyerupai tikus (keton) karena di dalam air kemih dan keringatnya mengandung asam fenil asetat (hasil pemecahan fenilalanin)






























DAFTAR PUSTAKA
Rizky. 2014. PKU(Phenylketonuria). Diakses dari http://rizkyaja135.blogspot.com/2014/04/pku-phenylketonuria.html pada tanggal 4 Maret 2015

Fransiska, Natalie. 2012. Mengenal lebih dalam Penyakit Fenilketonuria. Diakses dari http://ghostofficial.blogspot.com/2012/02/penyakit-fenilketonuria.html pada tanggal 4 Maret 2015

Anonim. 2010. Fenilketonuria; waspadai kehadirannya pada buah hati Anda. Diakses dari https://klikdisinilagi.wordpress.com/tag/fenilketonuria/ pada tanggal 4 Maret 2015

Imad. 2012. Fenilketonuria PKU Urine. Diakses dari http://imadanalis.blogspot.com/2012/04/fenilketonuria-pku-urine-pemeriksaan.html pada tanggal 4 Maret 2015

Mandal, Ananya. 2012. Apakah Fenilketonuria (PKU)?. Diakses dari http://www.news-medical.net/health/What-isPhenylketonuria%28PKU% 29%28 Indonesian%29.aspx pada tanggal 4 Maret 2015

No comments:

Post a Comment

Just Comment, make you happy!!!